Posted on

Ada Apa Dengan Nelayan Dan Tengkulak?

Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian masyarakat Indonesia yang hidup dengan mengelola berbagai macam potensi sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah daratan. Sekalipun demikian masalah kemiskinan masih mendera sebagian warga masyarakat pesisir, sehingga hal ini sangat berbanding terbalik ditengah-tengah mereka yang memiliki hasil kekayaan sumber daya lautan yang melimpah ruah. Kesulitan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan dikarenakan adanya keterbatasan di bidang kualitas sumber daya manusia, akses serta penguasaan teknologi meliputi pasar dan modal. Wilayah lautan yang tersebar luas membuat masyarakat di sekitarnya mau tak mau harus bekerja sebagai nelayan. Namun penghasilannya pun tidak menentu dikarenakan hasil tangkapan mereka yang sudah susah payah dicari, harus dijual ke tengkulak dan ditawar serendah-rendahnya untuk hasil tangkapan para nelayan ini. Namun berkat kemajuan teknologi sekarang ini, sudah ada sinergi antara nelayan dan tengkulak ini demi mencapai kesejahteraan seperti kisah berikut.

Pak Rahmat merupakan seorang tengkulak ikan di desanya. Ia sendiri mengepalai sekitar 10 orang nelayan yang bekerja untuknya, para nelayan tersebut pertama-tama diberikan modal kapal serta perbekalan logistik untuk menunjang aktivitas mereka dalam melaut. Setiap nelayan yang diberi modal mau tidak mau harus menjadi bawahannya yang nantinya akan menyetorkan hasil tangkapannya ke Pak Rahmat. Di desa tempat Pak Rahmat tinggal, ada sekitar 50-an lebih tengkulak ikan karena komoditas ikan memang menjadi sumber daya terbanyak yang berada di desa pesisir ini. Setiap tengkulak pasti mempunyai bawahan nelayan yang harus menyetorkan ikannya kepada mereka. Karenanya, sering terjadi persaingan antar tengkulak karena mereka berusaha untuk mendapatkan kepercayaan para nelayan kepada mereka. Dengan janji-janji di awal kepada nelayan maka dengan cara tersebut mereka bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya nelayan untuk jadi bawahan mereka.

Pak Rahmat sendiri adalah salah satu tengkulak yang memiliki bawahan yang bisa dibilang sedikit dibandingkan yang lain, karena keterbatasannya dalam untuk mengeluarkan modal membuat ia tidak bisa mengajak nelayan sebanyak yang lain. Tetapi ia tidak seburuk tengkulak yang lain, ia terus mengutamakan kenyamanan para nelayan dengan merangkulnya seperti keluarga sendiri. Pak Rahmat sering mengundang nelayan-nelayan ini untuk jamuan makan di rumahnya sebagai bentuk timbal balik bawahannya yang sudah rajin melaut demi menghasilkan banyak ikan. Seiring berjalannya waktu, banyak nelayan yang jadi ingin bergabung menjadi bawahan Pak Rahmat karena bagi mereka yang terpenting adalah kesejahteraan yang paling utama dan hal ini tidak bisa mereka dapatkan pada tengkulak lain. Semakin hari semakin banyak saja nelayan-nelayan baru yang bergabung serta menjual ikan kepadanya. Namun beberapa minggu kemudian, tiba-tiba pemandangan ini berubah. Ternyata terdengar kabar bahwa tengkulak lain di desa itu berani membeli ikan-ikan nelayan dengan harga yang lebih tinggi. Lantas hal itu membuat tengkulak-tengkulak lain seperti Pak Rahmat kelimpungan. Para nelayan pun hanya tahu dalam hal mencari ikan dan menjualnya serta mereka akan selalu mencari tengkulak mana yang bisa memberi mereka harga yang sesuai, tak heran loyalitas menjadi nomor kesekian untuk mereka karena para nelayan ini sudah mempunyai mindset dalam mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Begitu kerasnya kehidupan para pelaku di sektor perikanan ini yang saling sikut menyikut dan hal itu sudah menjadi keadaan yang biasa antar nelayan dan tengkulak. Oleh sebab itu aplikasi nelayan dari Ledgernow yang berbasis Blockchain ini akan membuat setiap pelaku di sektor perikanan untuk saling bersinergi demi menciptakan ekosistem yang membuat semuanya diuntungkan dan merasa adil. Tengkulak seperti Pak Rahmat akan di fasilitasi dengan Collecting Ship untuk dapat langsung menjemput hasil tangkapan para nelayan ke laut dan bisa langsung terjadi transaksi disana yang nantinya semua data-data baik transaksi, kuantitas serta kualitas ikan bahkan jenis-jenis ikan yang di dapat akan dapat terintegrasi dengan baik sehingga lebih memudahkan para pelaku perikanan ini baik nelayan mau pun tengkulak keduanya sama-sama bisa diuntungkan.

Memang, persaingan dalam bisnis sudah biasa terjadi tetapi alangkah baiknya jika dilakukan secara sehat. Namun karena masih rendahnya tingkat edukasi para nelayan akan kesadaran dalam pengaturan keuangan yang baik di kehidupan mereka hal ini masih membuat mereka sangat jauh dari kata sejahtera. Setelah adanya sinergi yang baik antar nelayan dan tengkulak melalui aplikasi nelayan, tentunya hal ini bisa berdampak pada penghasilan yang sudah jauh lebih baik dibandingkan dahulu. Hal ini tentunya harus bisa dijaga dengan baik agar mereka bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan dalam keuangannya. Diperlukan adanya perencanaan keuangan jangka panjang, pengaturan arus kas hingga pengaturan penghasilan secara rinci agar uang mereka tidak habis secara sia-sia dan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dengan menggunakan aplikasi YONK, tengkulak seperti Pak Rahmat serta para nelayan tidak perlu lagi repot-repot untuk mencatat secara manual segala data keuangannya setiap mendapat penghasilan karena YONK sudah menggunakan Blockchain sehingga semua datanya bisa secara otomatis terintegrasi. Mereka pun dapat dengan mudah mengatur secara rinci keuangan yang masuk maupun keluar. YONK hadir sebagai solusi bagi perusahaan untuk mengatur kendala keuangannya dengan menggunakan teknologi berbasis Blockchain yang datanya tersusun secara rapi dan akurat. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut, silahkan klik www.yonk.io untuk info selengkapnya.