Posted on

Cashback Dompet Digital Bertebaran, Siapa Sih Yang Diuntungkan?

Betapa banyaknya dompet digital bertebaran di Indonesia saat ini, Layanan mobile payment semakin populer seiring meningkatnya pemakaian smartphone hingga 70% dalam lima tahun terakhir di Indonesia. Terlebih, semakin banyak pilihan aplikasi e-wallet tanpa kartu untuk bertransaksi. Ada juga jenis e-wallet yang menggunakan kartu yang sering kita gunakan untuk membayar tol, transportasi umum dan lain-lain. Sudah bukan rahasia lagi masyarakat loyal kepada brand-brand tersebut karena promo, cashback yang diberikan oleh dompet digital tersebut. 

Banyak konsumen di Indonesia yang menggunakan dompet elektronik ini karena tergiur dari promo-promo bakar uang dari perusahan penyedia layanan. Tapi Tanpa terintegrasi dengan layanan ride-sharing, pemain dompet digital lain akan sukar berebut pengguna. Banyaknya pemain baru membuat segmen ini sumpek dan kadang-kadang membingungkan pengguna. Seseorang yang ingin membeli kemeja flanel seharga Rp350.000 tidak bisa menggunakan uang elektronik karena tercecer Rp200.000 di Go-Pay, Rp100.000 di OVO, Rp25.000 di DANA, dan sisanya tertanam awet pada LinkAja. Banyak uang yang tercecer dengan banyak penggunaan dompet e-wallet seperti ini, ini akan membuat konsumen boros.

Anda mungkin bertanya-tanya siapa sih yang diuntungkan perang cashback dompet digital ini? siapa yang memberikan diskon tersebut? Tentu saja investor dari masing-masing aplikasi. Dalam bisnis start up, ada rasio yang dinamakan Cash Burn Cash burn inilah dana yang memang sudah dipersiapkan untuk di“bakar” dalam bentuk promo untuk melakukan akuisisi pengguna aplikasi

Siapa yang diuntungkan di sini? Apakah masyarakat pengguna? Jawabannya belum tentu. Anda sebagai pengguna apakah ada kebutuhan membeli barang yang ditawarkan dengan pembayaran aplikasi tersebut? Apabila jawabnya Iya, maka anda mungkin akan diuntungkan dengan diskon tersebut. jika jawabannya tidak, maka anda yang rugi. Karena tergiur promo-promo anda menjadi boros mengeluarkan uang yang tak seharusnya keluar. 

Ingat, diskon 10 persen artinya anda tetap belanja dengan 90 persen uang anda atau diskon 50 persen cashback, artinya anda tetap keluar uang sebesar 50 persen untuk barang yang belum tentu anda butuhkan. Lebih hemat jika anda tidak membeli.

Seperti contoh Bram seorang mahasiswa yang masih dibiayai oleh orang tuanya. Tinggal di perantauan membuat Bram harus bertahan hidup di kota perantauan. Bram bertahan hidup di Jakarta dengan gaya hidup yang keras ini, melalui cashback yang diberikan berbagai produk e-wallet. Bram bisa menghemat hingga 1 juta rupiah setiap bulannya dengan menggunakan cashback. Ketika ingin membeli makanan, di bayar dengan e-wallet ia mendapatkan cashback 30% sehingga uang cashback tersebut bisa digunakan kembali untuk membeli makanan selanjutnya. 

Saran saya anda harus bijak dalam menggunakan e-wallet. Dengan YONK Tidak sulit kok mengatur keuangan, anda dapat mengatur keuangan anda dengan lebih aman dan terpercaya dengan menggunakan sistem teknologi Blockchain yang diterapkan YONK. 

YONK (https://www.yonk.io) dapat membantu mengatur keuangan Anda secara cepat dan mudah. YONK memberikan kemudahan dalam melihat pos-pos pemasukan dan pengeluaran Anda sehingga Anda seperti memiliki perencana keuangan yang handal. Daftar segera di YONK (https://www.yonk.io).