Posted on

Gaya Hidup Millineals Jakarta

Minum kopi sudah menjadi gaya hidup milenial Jakarta saat ini, tren ini bukan berlaku di ibu kota saja tetapi kota-kota besar di Indonesia. Tren minum kopi ini bisa dibuktikan dengan banyak gerai-gerai kopi di Indonesia yang menjamur di setiap sudut kota. Gaya milenial yang konsumtif ini dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Milenial kelas menengah yang terbiasa menghabiskan hari-harinya di coffee shop kian hari jumlahnya semakin banyak. jika dahulu kita paling banyak melihat gerai kopi hanya dari produk luar negeri saja, kini pemain lokal juga sudah memanfaatkan kesempatan ini, dengan harga yang lebih murah.

Bisa kita lihat mereka melangkah memasuki kantor atau kampus dengan menenteng tas ditangan kanan, dan kopi ditangan kiri. Seolah fenomena ini menjadi pemandangan yang lumrah di Ibukota. Para kaum milenial juga menjadikan kedai kopi sebagai tempat tongkrongan hits dengan teman, mereka juga banyak menghabiskan waktu mengerjakan tugas kuliah maupun pekerjaan kantor atau hanya sekedar ngumpul bareng sahabat

Semakin tumbuhnya kelas menengah di Indonesia ini membuat milenial juga semakin konsumtif. Kebutuhan konten sosial media bagi kaum milenial menjadi salah satu alasan mereka menjadi konsumtif dengan konten update-an kopi terbarunya. Mereka akan memperlihatkan betapa bahagianya hidup mereka di sosial media. Seperti makan di tempat mahal, minum kopi mahal, belanja barang mewah, hal ini sebatas mereka ingin diakui masyarakat. 

Sempat mati suri di era 90an, kini bioskop kembali menggeliat dan menjelma menjadi salah satu tempat hangout favorit anak muda Jakarta. Kita bisa melihat betapa penuhnya bioskop di setiap mall ketika akhir pekan telah tiba.

Hal lain yang gak kalah digemari kalangan kelas menengah muda saat ini adalah travelling. Paling nggak sebulan sekali mereka menghabiskan waktu bersama teman, pacar atau keluarga untuk berkeliling Jakarta, keluar kota bahkan ke luar negeri.

 

Dian salah satu pegawai baru di perusahan swasta di Jakarta, saat ini dian memiliki gaji 4 juta rupiah. Dian selalu merasa gajinya tak cukup untuk menghidupi dirinya sendiri dengan gaji segitu di Jakarta, dian selalu kekurangan uang dan selalu minta orang tua sebagai tambahan. Dian harus membayar sewa tempat tinggal (KOST) membayar transportasi, internet, Makan, dan uang tak terduga lainnya. setelah dihitung-hitung lagi ternyata Dian sering membeli kopi, di kedai kopi kekinian, menurutnya ia bisa menghabiskan 4 gelas seminggu. Jika harga kopi yang dibeli dian 30.000 ribu dikali 4 sudah 120.000 ribu, jika 1 bulan dian minum kopi 16 kali maka dia telah mengeluarkan uang 480 ribu setiap bulan hanya untuk meminum kopi. Bagaimana dian tidak kebocoran pengeluaran jika gaya hidup seperti ini, belum lagi dian sering nongkrong di café-café mahal di Jakarta. 

Terakhir yang tidak kalah vital bagi kalangan millennials Jakarta pada saat ini adalah internet. Kecanduan akan gawai dan media sosial membuat akses internet menjadi kebutuhan pokok. Kemana pun mereka pergi, internet harus selalu on. Jangan sampai nggak eksis hanya karena kuota habis.

UMP tidak akan cukup memenuhi kebutuhan milenial di Jakarta, kebutuhan gaya hidup milenial Jakarta mencapai 80 persen dari penghasilan. Jika mereka belum memiliki penghasilan dan masih mengandalkan uang jajan dari orang tua bahkan lebih gila lagi. Mereka mengalokasikan seluruh uang jajannya untuk mengikuti gaya hidup masa kini. 

Wajar saja Dian merasa selalu kekurangan uang, karena gaya hidup Dian mahal, jika dulu ketika dia masih kuliah uang jajan dari orang tua hanya untuk gaya hidup tidak untuk membayar sewa tempat tinggal, namun sekarang harus dibagi dengan pengeluaran yang lain tentu ini tidak akan pernah cukup. Perilaku boros erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial tempat tinggalnya. Serta derasnya informasi lifestyle yang sampai kepada orang tersebut, dan kini semakin mudah dengan adanya media sosial.

Idealnya, pengeluaran gaya hidup tidak boleh melebihi 10 persen dari penghasilan. Jika pun lebih, sebaiknya mengurangi beban konsumsi lainnya, seperti hutang atau kebutuhan pokok yang tidak urgent. Agar tetap terkontrol,  sebaiknya kamu membuat anggaran dan pencatatan keuangan dan lakukan evaluasi misalnya setahun sekali. Perbanyaklah menabung, membeli aset, berinvestasi. 

Sekarang tidak sulit kok mengatur keuangan, Anda tidak perlu menghabiskan waktu yang banyak. YONK (https://www.yonk.io) dapat membantu mengatur keuangan Anda secara cepat dan memberikan kemudahan dalam melihat pos-pos pemasukan dan pengeluaran Anda sehingga Anda seperti memiliki perencana keuangan yang handal