Posted on

Bahagia Di Hari Tua

Bapak pernah bercerita bahwa beliau bekerja mulai dari usia 18 tahun. Saat itu Bapak terhitung baru saja lulus dari STM (Sekolah Teknik Menengah) jurusan bangunan. Bapak bercerita, di domisilinya kala itu masuk STM lebih digemari karena lebih banyak praktek dibanding teori, sehingga banyak pula kemampuan berkaitan dengan hardskill yang didapat, khususnya ilmu mengenai teknik bangunan.

Bapak mengisahkan, kali pertama bekerja hanyalah sebagai tukang kebun di suatu instansi, ya mengecek tanaman sekaligus menyiramnya di jam yang sudah ditentukan. Semacam kerja di lapangan dan terbilang serabutan. Waktu itu Bapak mengaku tidak keberatan apalagi malu, terpenting adalah bisa bekerja dan membantu orang tua.

Sambil bekerja, setelah dirasa uang tabungan cukup, Bapak mencoba melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Sayang, karena fokus terbagi dua antara bekerja dan kuliah, akhirnya banyak nilai yang terbengkalai dan Bapak harus merelakan kuliahnya tersebut. Dengan segala perjuangan Bapak dalam bekerja sampai ke posisi terakhir yang diemban, akhirnya beliau pensiun setelah selama kurang lebih 40 tahun berkarir. Sebagaimana seseorang yang meninggalkan kebiasaannya setelah selama berpuluh tahun dilakukan, sedih tidak dapat dipungkiri dan tak terbantahkan.

Karena kurang berminat dalam berwirausaha, akhirnya Bapak memutuskan untuk menikmati masa pensiun di rumah, bermain dengan cucu dan menjadi “tukang ojek pribadi” Ibu yang masih aktif mengajar sebagai guru di salah satu sekolah.

Saya menghargai pilihan Bapak sebagaimana beliau menghargai setiap keputusan yang saya tentukan dalam hidup. Saya dan Bapak memang seringkali berbeda pendapat, maka tak jarang saya sering menegaskan bahwa, dengan segala resikonya saya sudah mempertimbangan mengenai beberapa langkah yang diambil. Selain dari itu, saya teramat menyayangi dan menghormati beliau. Dalam kesederhanaannya, beliau selalu membuat saya bahagia tanpa kenal lelah dan itu semua membekas dalam ingatan hingga sekarang.

Sebagaimana anak-anak lain yang pada masanya suka menonton Tom & Jerry, saya pun ikut menyukainya dan Bapak mengetahui hal itu. Maka seringkali saya dibawakan CD Tom & Jerry walau bajakan. Hehe. Toh, bagi saya bukan soal bajakannya, lebih kepada niat membuat saya senang.

Bapak juga senang sekali memberi kejutan. Seringkali saya dibelikan mainan olehnya sepulang kerja. Itu kenapa sewaktu kecil, bagi saya menanti Bapak pulang bekerja adalah hal yang paling menyenangkan dibanding menanti jawaban darinya yang tak kunjung ada kepastian. Saat ini, aktivitas Bapak selain antar-jemput Ibu untuk kebutuhan mengajar, layaknya beberapa pensiunan lain, adalah membaca. Sedari dulu beliau memang hobi membaca, dari mulai membaca koran sampai dengan beberapa majalah. Beliau juga bercerita semasa sekolah memiliki hobi kirim tulisan ke beberapa surat kabar, saat itu honor yang didapat sekitar 750 rupiah yang pada masanya tergolong cukup untuk mentraktir gebetan di kedai soto terdekat.

Badminton menjadi salah satu olahraga favorit Bapak dan sampai dengan saat ini masih terus ditekuni dengan teman sebayanya. Tentu tidak akan selincah dulu, namun efektif dalam menghilangkan rasa jenuh dan suntuk pada masa pensiun. Paling penting, beliau tetap bahagia serta menjaga mood positifnya melalui badminton.

Atas apa yang dilakukan selama hidup sampai dengan saat ini, dari mulai bekerja, menafkahi serta membuat keluarga bahagia tak terkecuali saya sebagai anak. Bapak layak menikmati hari tua sebagaimana mestinya dengan cara apa pun yang beliau mau. Itu semua bisa ia lakukan karena ia pandai merencanakan keuangannya dari selama ia kerja berpuluh-puluh tahun. Beberapa tahun sebelum ia pensiun, ia bekerja sama dengan Yonk.io dalam mengolah keuangan perencanaan masa depan, bapak berharap agar kelak masa tua nanti tidak perlu khawatir mengambil jalan yang salah mengenai keuangan yang dimiliki nya. Berkat Yonk.io, keuangan yang bapak miliki teratur dengan rapi dan efisien, bahkan saya masih bisa kuliah karena perencanaan bapak yang matang. Saya berharap banyak masyarakat Indonesia yang lebih peduli akan perencanaan keuangan di masa yang akan datang kelak, agar tidak menyesal dikemudian hari. Berkat Yonk.io, masa depan bapak sekeluarga menjadi lebih baik. Jika ingin tau lebih lengkap tentang Yonk.io anda bisa cek di link berikut https://www.yonk.io/.

Sekarang, sudah semestinya saya yang bekerja keras, bahkan lebih keras dari apa yang beliau lakukan dahulu dengan segala tantangan dan kesulitan yang ada. Atas apa yang sudah dilakukan oleh Bapak, beliau layak mendapat apresiasi, sudah menjadi kewajiban sebagai anak harus menghormati. Sebab, bagaimana kondisi kita saat tua nanti masih menjadi misteri yang tidak ada seorangpun mengetahui.